LAPORAN
PRATIKUM 3
PRAKTEK
JARINGAN KOMPUTER DAN SISTEM OPERASI
“SUBNETTING”
Nama
: Amrina Rasyada
NIM/BP
: 1104930/ 2011
3 ED 1
Teknik
Elektronika
Fakultas
Teknik
Universitas
Negeri Padang
2013
A. Tujuan
1. Mahasiswa diharapkan memahami
fungsi dan peranan protokol pada
jaringan komputer.
2.
Mahasiswa diharapkan mampu melakukan pengalamatan (IP Address) pada komputer jaringan.
3.
Mahasiswa dapat melakukan pengaturan Subnet
mask pada jaringan lokal.
4.
Mahasiswa dapat memahami fungsi Subnetting
pada jaringan komputer.
B. Alat dan Bahan
1.
Personal
Computer
2.
LAN Card /
NIC
3.
Switch /
Hub
4.
Kabel ethernet
Straight / Trought
C. Materi Teoritis
SUBNET MASK
Gambar 1. Cara konfigurasi IP
Address dan Subnet mask
Penggunaan sebuah
subnet mask yang disebut address mask
sebagai sebuah nilai 32-bit yang digunakan untuk membedakan network
identifier dari host identifier di dalam sebuah alamat IP. Bit-bit subnet mask yang didefinisikan, adalah
sebagai berikut:
·
Semua bit
yang ditujukan agar digunakan oleh network identifier diset ke nilai 1.
·
Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh host identifier diset
ke nilai 0.
Setiap host di dalam sebuah
jaringan yang menggunakan TCP/IP membutuhkan sebuah subnet mask
meskipun berada di dalam sebuah jaringan dengan satu segmen saja, baik subnet
mask default (yang digunakan ketika memakai network identifier
berbasis kelas) ataupun subnet mask yang dikustomisasi (yang digunakan
ketika membuat sebuah subnet atau supernet) harus dikonfigurasikan di dalam
setiap node TCP/IP.
Ada dua metode yang dapat
digunakan untuk merepresentasikan subnet mask, yakni:
·
Notasi
Desimal Bertitik
·
Notasi
Panjang Prefiks Jaringan
Desimal Bertitik
Sebuah subnet
mask biasanya diekspresikan di dalam notasi desimal bertitik (dotted
decimal notation), seperti halnya alamat IP. Setelah semua bit diset
sebagai bagian network identifier dan
host identifier, hasil nilai 32-bit tersebut akan dikonversikan
ke notasi desimal bertitik. Perlu
dicatat, bahwa meskipun direpresentasikan sebagai notasi desimal bertitik,
subnet mask bukanlah sebuah alamat IP.
Subnet mask default dibuat
berdasarkan kelas-kelas alamat IP dan digunakan di dalam jaringan
TCP/IP yang tidak dibagi ke alam beberapa subnet. Tabel di bawah ini
menyebutkan beberapa subnet mask default dengan menggunakan notasi desimal
bertitik. Formatnya adalah:
alamat IP www.xxx.yyy.zzz
subnet mask www.xxx.yyy.zzz
Kelas alamat
|
Subnet mask (desimal)
|
|
Kelas A
|
11111111.00000000.00000000.00000000
|
255.0.0.0
|
Kelas B
|
11111111.11111111.00000000.00000000
|
255.255.0.0
|
Kelas C
|
11111111.11111111.11111111.00000000
|
255.255.255.0
|
Perlu diingat, bahwa nilai subnet mask default di atas
dapat dikustomisasi oleh
administrator jaringan, saat melakukan proses pembagian jaringan (subnetting
atau supernetting). Sebagai contoh, alamat 138.96.58.0 merupakan sebuah network
identifier dari kelas B yang telah dibagi ke beberapa subnet dengan
menggunakan bilangan 8-bit. Kedelapan bit tersebut yang digunakan sebagai host
identifier akan digunakan untuk menampilkan network identifier yang telah
dibagi ke dalam subnet. Subnet yang digunakan adalah total 24 bit sisanya
(255.255.255.0) yang dapat digunakan untuk
mendefinisikan custom network identifier. Network identifier yang telah
di-subnet-kan tersebut serta subnet mask yang digunakannya selanjutnya akan
ditampilkan dengan menggunakan notasi sebagai berikut:
138.96.58.0, 255.255.255.0
Representasi panjang prefiks (prefix length) dari sebuah subnet mask
Karena bit-bit
network identifier harus selalu dipilih di dalam sebuah bentuk yang berdekatan
dari bit-bit ordo tinggi, maka ada sebuah cara yang digunakan untuk
merepresentasikan sebuah subnet mask dengan menggunakan bit yang mendefinisikan
network identifier sebagai sebuah network prefix dengan menggunakan notasi
network prefix seperti tercantum di dalam tabel di bawah ini. Notasi network
prefix juga dikenal dengan sebutan notasi Classless Inter-Domain Routing
(CIDR). Formatnya adalah sebagai berikut:
/<jumlah bit yang digunakan sebagai network identifier>
Kelas alamat
|
Prefix Length
|
||
Kelas A
|
11111111.00000000.00000000.00000000
|
255.0.0.0
|
/8
|
Kelas B
|
11111111.11111111.00000000.00000000
|
255.255.0.0
|
/16
|
Kelas C
|
11111111.11111111.11111111.00000000
|
255.255.255.0
|
/24
|
Sebagai contoh, network identifier kelas
B dari 138.96.0.0 yang memiliki subnet mask 255.255.0.0 dapat direpresentasikan
di dalam notasi prefix length sebagai 138.96.0.0/16.
Karena semua host
yang berada di dalam jaringan yang sama menggunakan network identifier yang
sama, maka semua host yang berada di dalam jaringan yang sama harus menggunakan
network identifier yang sama yang didefinisikan oleh subnet mask yang sama
pula. Sebagai contoh, notasi 138.23.0.0/16 tidaklah sama dengan notasi
138.23.0.0/24, dan kedua jaringan tersebut tidak berada di dalam ruang alamat
yang sama. Network identifier 138.23.0.0/16 memiliki range alamat IP yang valid
mulai dari 138.23.0.1 hingga 138.23.255.254; sedangkan network identifier
138.23.0.0/24 hanya memiliki range alamat IP yang valid mulai dari 138.23.0.1
hingga 138.23.0.254.
Menentukan alamat Network Identifier
Untuk menentukan network identifier
dari sebuah alamat IP dengan menggunakan sebuah subnet mask tertentu, dapat
dilakukan dengan menggunakan sebuah operasi matematika, yaitu dengan
menggunakan operasi logika perbandingan AND (AND comparison). Di dalam
sebuah AND comparison, nilai dari dua hal yang diperbandingkan akan bernilai
true hanya ketika dua item tersebut bernilai true; dan menjadi false jika salah
satunya false. Dengan mengaplikasikan prinsip ini ke dalam bit-bit, nilai 1
akan didapat jika kedua bit
yang
diperbandingkan bernilai 1, dan nilai 0 jika ada salah satu di antara nilai
yang diperbandingkan bernilai 0.
Cara ini akan
melakukan sebuah operasi logika AND comparison dengan menggunakan 32-bit alamat
IP dan dengan 32-bit subnet mask, yang dikenal dengan operasi bitwise
logical AND comparison. Hasil dari operasi bitwise alamat IP dengan subnet
mask itulah yang disebut dengan network identifier.
Contoh:
Alamat IP 10000011 01101011 10100100 00011010 (131.107.164.026)
Subnet Mask 11111111 11111111 11110000 00000000 (255.255.240.000)
------------------------------------------------------------------ AND
Network ID 10000011 01101011 10100000 00000000 (131.107.160.000)
Subnetting Alamat IP kelas A
Tabel berikut berisi subnetting yang dapat dilakukan
pada alamat IP dengan network identifier kelas A.
Jumlah subnet
(segmen jaringan) |
Jumlah subnet bit
|
Subnet mask
(notasi desimal bertitik/ notasi panjang prefiks) |
Jumlah host tiap subnet
|
1-2
|
1
|
255.128.0.0 atau /9
|
8388606
|
3-4
|
2
|
255.192.0.0 atau /10
|
4194302
|
5-8
|
3
|
255.224.0.0 atau /11
|
2097150
|
9-16
|
4
|
255.240.0.0 atau /12
|
1048574
|
17-32
|
5
|
255.248.0.0 atau /13
|
524286
|
33-64
|
6
|
255.252.0.0 atau /14
|
262142
|
65-128
|
7
|
255.254.0.0 atau /15
|
131070
|
129-256
|
8
|
255.255.0.0 atau /16
|
65534
|
257-512
|
9
|
255.255.128.0 atau /17
|
32766
|
513-1024
|
10
|
255.255.192.0 atau /18
|
16382
|
1025-2048
|
11
|
255.255.224.0 atau /19
|
8190
|
2049-4096
|
12
|
255.255.240.0 atau /20
|
4094
|
4097-8192
|
13
|
255.255.248.0 atau /21
|
2046
|
8193-16384
|
14
|
255.255.252.0 atau /22
|
1022
|
16385-32768
|
15
|
255.255.254.0 atau /23
|
510
|
32769-65536
|
16
|
255.255.255.0 atau /24
|
254
|
65537-131072
|
17
|
255.255.255.128 atau /25
|
126
|
131073-262144
|
18
|
255.255.255.192 atau /26
|
62
|
262145-524288
|
19
|
255.255.255.224 atau /27
|
30
|
524289-1048576
|
20
|
255.255.255.240 atau /28
|
14
|
1048577-2097152
|
21
|
255.255.255.248 atau /29
|
6
|
2097153-4194304
|
22
|
255.255.255.252 atau /30
|
2
|
Subnetting Alamat IP kelas B
Tabel berikut berisi subnetting yang
dapat dilakukan pada alamat IP dengan network identifier kelas B.
Jumlah subnet/
segmen jaringan |
Jumlah subnet bit
|
Subnet mask
(notasi desimal bertitik/ notasi panjang prefiks) |
Jumlah host tiap subnet
|
1-2
|
1
|
255.255.128.0 atau /17
|
32766
|
3-4
|
2
|
255.255.192.0 atau /18
|
16382
|
5-8
|
3
|
255.255.224.0 atau /19
|
8190
|
9-16
|
4
|
255.255.240.0 atau /20
|
4094
|
17-32
|
5
|
255.255.248.0 atau /21
|
2046
|
33-64
|
6
|
255.255.252.0 atau /22
|
1022
|
65-128
|
7
|
255.255.254.0 atau /23
|
510
|
129-256
|
8
|
255.255.255.0 atau /24
|
254
|
257-512
|
9
|
255.255.255.128 atau /25
|
126
|
513-1024
|
10
|
255.255.255.192 atau /26
|
62
|
1025-2048
|
11
|
255.255.255.224 atau /27
|
30
|
2049-4096
|
12
|
255.255.255.240 atau /28
|
14
|
4097-8192
|
13
|
255.255.255.248 atau /29
|
6
|
8193-16384
|
14
|
255.255.255.252 atau /30
|
2
|
Subnetting Alamat IP kelas C
Tabel berikut berisi subnetting yang
dapat dilakukan pada alamat IP dengan network identifier kelas C.
Jumlah subnet
(segmen jaringan) |
Jumlah subnet bit
|
Subnet mask
(notasi desimal bertitik/ notasi panjang prefiks) |
Jumlah host tiap subnet
|
1-2
|
1
|
255.255.255.128 atau /25
|
126
|
3-4
|
2
|
255.255.255.192 atau /26
|
62
|
5-8
|
3
|
255.255.255.224 atau /27
|
30
|
9-16
|
4
|
255.255.255.240 atau /28
|
14
|
17-32
|
5
|
255.255.255.248 atau /29
|
6
|
33-64
|
6
|
255.255.255.252 atau /30
|
2
|
Variable-length Subnetting
Bahasan di atas merupakan sebuah
contoh dari subnetting yang memiliki panjang tetap (fixed length subnetting),
yang akan menghasilkan beberapa subjaringan dengan jumlah host yang
sama. Meskipun demikian, dalam kenyataannya segmen jaringan tidaklah seperti
itu. Beberapa segmen jaringan membutuhkan lebih banyak alamat IP dibandingkan
lainnya, dan beberapa segmen jaringan membutuhkan lebih sedikit alamat IP.
Jika proses subnetting yang
menghasilkan beberapa subjaringan dengan jumlah host yang sama telah dilakukan,
maka ada kemungkinan di dalam segmen-segmen jaringan tersebut memiliki
alamat-alamat yang tidak digunakan atau membutuhkan lebih banyak alamat. Karena itulah, dalam kasus ini
proses subnetting harus dilakukan berdasarkan segmen jaringan yang dibutuhkan
oleh jumlah host terbanyak. Untuk memaksimalkan penggunaan ruangan alamat yang
tetap, subnetting pun diaplikasikan secara rekursif untuk membentuk beberapa
subjaringan dengan ukuran bervariasi, yang diturunkan dari network identifier
yang sama. Teknik subnetting seperti ini disebut juga variable-length
subnetting. Subjaringan-subjaringan yang dibuat dengan teknik ini menggunakan
subnet mask yang disebut sebagai Variable-length Subnet Mask (VLSM).
Karena semua subnet diturunkan dari
network identifier yang sama, jika subnet-subnet tersebut berurutan (kontigu
subnet yang berada dalam network identifier yang sama yang dapat saling
berhubungan satu sama lainnya), rute yang ditujukan ke subnet-subnet tersebut
dapat diringkas dengan menyingkat network identifier yang asli.
Teknik variable-length subnetting
harus dilakukan secara hati-hati sehingga subnet yang dibentuk pun unik, dan
dengan menggunakan subnet mask tersebut dapat dibedakan dengan subnet lainnya,
meski berada dalam network identifer asli yang sama. Kehati-hatian tersebut
melibatkan analisis yang lebih terhadap segmen-segmen jaringan yang akan
menentukan berapa banyak segmen yang akan dibuat dan berapa banyak jumlah host
dalam setiap segmennya.
Dengan menggunakan variable-length subnetting, teknik
subnetting dapat dilakukan secara rekursif: network identifier yang sebelumnya
telah di-subnet-kan, di-subnet-kan kembali. Ketika melakukannya, bit-bit network identifier tersebut
harus bersifat tetap dan subnetting pun dilakukan dengan mengambil sisa dari
bit-bit host.
VLSM (Variabel Length Subnet
Mask) memungkinkan pembagian ruang IP address secara rekrusif, contoh agregasi
routingnya sebagai berikut :
D.
Langkah Kerja
1.
Siapkan
beberapa buah PC yang sudah terpasang NIC, kabel ethernet straight-trought dan
switch/hub.
2. Hubungkan
masing-masing PC ke switch/hub menggunakan kabel ethernet, seperti gambar
berikut :
3. Lakukanlah
pengaturan IP Address dan Subnet mask masing-masing PC, sesuaikan dengan kebutuhan
konfigurasi pada evaluasi dan penugasan dibagian akhir jobsheet.
4.
Pengaturan
dapat dilakukan dengan cara mengklik Control Panel -> Network Connections akan muncul
gambar seperti di bawah ini.
5.
Klik kanan gambar di atas, kemudian pilih disable. Kemudian klik kanan lagi gambar
di atas dan pilih properties, maka akan muncul gambar seperti di bawah ini.
Klik ganda Internet Protocol seperti
pada gambar.
6.
Langkah selanjutnya adalah isi IP Address dan Subnet
mask. Sebagai contoh, komputer yang terhubung pada jaringan komputer anda
adalahh Range IP address 192.168.0.1 dan menggunakan subnet mask 255.255.255.0.
7.
Klik OK. Kemudian klik 2x gambar no.1 di atas, maka LAN
akan enable.
E. Evaluasi dan Penugasan
1. Bentuk kelompok
praktikum menjadi dua, masing-masing kelompok akan membangun sebuah LAN.
2. Kelompok A membangun
LAN (192.168.1.1 s/d 192.168.1.6) seperti gambar berikut :
a.
Konfigurasilah IP Address dan Subnet mask masing-masing PC.
b.
Lakukanlan uji koneksi dari masing-masing PC ke
PC yang lain dengan menggunakan command Ping,
lalu isi tabel berkut :
Percobaan 1
No.
|
Uji Koneksi (ping)
|
Respon
|
|
dari
|
ke
|
||
1
|
192.168.1.1
|
192.168.1.2
192.168.1.3
192.168.1.4
192.168.1.5
192.168.1.6
|
Sukses
Sukses
Sukses
Sukses
Sukses
|
2
|
192.168.1.2
|
192.168.1.1
192.168.1.3
192.168.1.4
192.168.1.5
192.168.1.6
|
Sukses
Sukses
Sukses
Sukses
Sukses
|
3
|
192.168.1.3
|
192.168.1.1
192.168.1.2
192.168.1.4
192.168.1.5
192.168.1.6
|
Sukses
Sukses
Sukses
Sukses
Sukses
|
4
|
192.168.1.4
|
192.168.1.1
192.168.1.2
192.168.1.3
192.168.1.5
192.168.1.6
|
Sukses
Sukses
Sukses
Sukses
Sukses
|
5
|
192.168.1.5
|
192.168.1.1
192.168.1.2
192.168.1.3
192.168.1.4
192.168.1.6
|
Sukses
Sukses
Sukses
Sukses
Sukses
|
6
|
192.168.1.6
|
192.168.1.1
192.168.1.2
192.168.1.3
192.168.1.4
192.168.1.5
|
Sukses
Sukses
Sukses
Sukses
Sukses
|
c. Melalui Command Prompt
DOS, ketik net
view
Lihat
informasi yang ditampilkan, PC yang mana saja yang terhubung dengan jaringan
anda?.
d.
Buatlah kesimpulan percobaan
1.
Kesimpulannya adalah sukses koneksi karena masih
dalam 1 jaringan atau 1 segmen network.
3. Kelompok B membangun
LAN (192.168.1.131 s/d 192.168.1.136) seperti gambar berikut :
a. Konfigurasilah IP
Address dan Subnet mask masing-masing PC.
b. Lakukanlan
uji koneksi dari masing-masing PC ke PC yang lain dengan menggunakan command Ping, lalu isi tabel berkut :
Tabel
Percobaan
No.
|
Uji Koneksi (ping)
|
Respon
|
|
dari
|
ke
|
||
1
|
192.168.1.131
|
192.168.1.132
192.168.1.133
192.168.1.134
192.168.1.135
192.168.1.136
|
Sukses
Sukses
Sukses
Sukses
Sukses
|
2
|
192.168.1.132
|
192.168.1.131
192.168.1.133
192.168.1.134
192.168.1.135
192.168.1.136
|
Sukses
Sukses
Sukses
Sukses
Sukses
|
3
|
192.168.1.133
|
192.168.1.131
192.168.1.132
192.168.1.134
192.168.1.135
192.168.1.136
|
Sukses
Sukses
Sukses
Sukses
Sukses
|
4
|
192.168.1.134
|
192.168.1.131
192.168.1.132
192.168.1.133
192.168.1.135
192.168.1.136
|
Sukses
Sukses
Sukses
Sukses
Sukses
|
5
|
192.168.1.135
|
192.168.1.131
192.168.1.132
192.168.1.133
192.168.1.134
192.168.1.136
|
Sukses
Sukses
Sukses
Sukses
Sukses
|
6
|
192.168.1.136
|
192.168.1.131
192.168.1.132
192.168.1.133
192.168.1.134
192.168.1.135
|
Sukses
Sukses
Sukses
Sukses
Sukses
|
c. Melalui Command Prompt
DOS, ketik net
view
Lihat
informasi yang ditampilkan, PC yang mana saja yang terhubung dengan jaringan
anda?.
d. Buatlah
kesimpulan dari percobaan diatas.
Ketika kita
menggunakan subnet masknya 255.255.255.128 maka IP Address yang dapat ditampung
sebanyak 254, yakni dari IP Address 192.168.1.1 s/d 192.168.1.155.
a.
Konfigurasilah IP Address dan Subnet mask masing-masing PC.
b.
Lakukanlan test koneksi dari masing-masing PC ke
PC yang lain dengan menggunakan command Ping, lalu isi tabel berkut :
Percobaan 2
Melalui Command Prompt DOS, ketik
net view
Lihat informasi
yang ditampilkan, PC yang mana saja yang terhubung dengan jaringan anda?.
DOSapabila menetikkan net view akan diperoleh hasil sebagai berikut.
Dapat terlihat bahwa semua komputer bisa
terkoneksi,tentu saja hal ini bisa terjadi karena subnetmask yang
digunakan adalah255.255.255.0 yang mana
host
yang
tergabung dalam network inisebanyak 254 host.
Hal lain, apabila dilakukan lagi proses subnetting, subnet
mask diganti menjadi 255.255.255.248 maka host yang terhubung semakinsedikit hal ini bisa dilihat dari
hasil command prompt berikut :
5.
Jelaskan manfaat dan kegunaan Subnet
Mask pada pengalamatan jaringan komputer !
jawab:
Subnet Mask fungsinya
ada dua:
1. Untuk membedakan
antara Network ID dengan Host ID.
2. Untuk menentukan
alamat tujuan paket data, apakah “local” atau “remote”.
Subnet mask dapat juga
digunakan untuk membuat suatu jaringan lebih tertata. Secara default Subnet
mask yang ada :
1. Kelas A 255.0.0.0
2. Kelas B 255.255.0.0
3. Kelas C 255.255.255.0
Subnet mask dapat juga
diartikan sebagai penanda jaringan. Subnet juga dapat digunakan untuk
menentukan jumlah host suatu jaringan, contohnya jika IP Address = 192.168.1.0
yang merupakan IP Kelas C, memiliki Subnet Mask 255.255.255.0, maka IP Address
ini memiliki range IP sebanyak 254 host yang artinya jaringan ini dapat
menampung 254 komputer yang saling terhubung. Jika kita menginginkan jaringan
yang hanya mampu menampung host secara terbatas, maka kita harus memodifikasi
Subnet Mask IP tersebut. Caranya yakni dengan mengubah nilai kelompok ke-4
Subnet Mask.
Alasan melakukan
subnetting antara lain:
1. Mengurangi trafik
jaringan. Jika tidak menggunakan router, sebuah host tidak dapat berkomunikasi
dengan host yang memiliki alamat network berbeda. Dengan melakukan subnetting
berarti juga memperbanyak jumlah broadcast domain dan memperkecil ukuran
broadcast domain,
berarti juga mengurangi lalulintas data dalam sebuah jaringan.
2. Meningkatkan
performance jaringan, yang merupakan akibat dari berkurangnya trafik.
3. Menyederhanakan
manajemen, lebih mudah mengidentifikasi dan mengisolasi masalah yang terjadi
dalam jaringan.
F. KESIMPULAN
Subnetting adalah
sebuah teknik yang mengizinkan para administrator jaringan untuk memanfaatkan
32 bit IP address yang tersedia dengan lebih efisien. Teknik subnetting membuat
skala jaringan lebih luas dan tidak dibatas oleh kelas-kelas IP (IP Classes) A,
B, dan C yang sudah diatur. Dengan subnetting, anda bisa membuat network dengan
batasan host yang lebih realistis sesuai kebutuhan. Subnetting menyediakan cara
yang lebih fleksibel untuk menentukan bagian mana dari sebuah 32 bit IP
adddress yang mewakili netword ID dan bagian mana yang mewakili host ID.
Dengan kelas-kelas IP
address standar, hanya 3 kemungkinan network ID yang tersedia 8 bit untuk kelas
A, 16 bit untuk kelas B, dan 24 bit untuk kelas C. Subnetting mengizinkan anda
memilih angka bit acak (arbitrary number) untuk digunakan sebagai network ID.
0 comments:
Post a Comment